Material Beton
untuk Konstruksi Bangunan
Beton merupakan salah satu bahan konstruksi utama yang sering
digunakan di bidang teknik sipil dalam pembangunan konstruksi infrastruktur.
Material beton memiliki berbagai kelebihan, salah satunya kuat tekan yang cukup
tinggi, sehingga sangat cocok digunakan sebagai material konstruksi dalam
menahan beban yang ada. Berbagai bangunan konstruksi infrastruktur dibangun
dengan menggunakan bahan beton, diantaranya jalan raya, konstuksi jalan layang
jembatan), dam, bendungan dan kolom dan balok struktur untuk gedung
Gambar 1. Jembatan Layang
Komposisi Material Beton
Beton merupakan suatu bahan komposit (campuran) dari beberapa
material. Kualitas beton sangat tergantung dari kualitas masing-masing material
pembentuk. Bahan utama terdiri atas semen, agregat halus, agregat kasar, air
dan atau tanpa bahan tambah aditif.
Agregat
Gambar Agregat Kasar
Gambar Pasir
Mutu agregat yang digunakan akan mempengaruhi kekuatan beton.
Agregat terdiri atas agregat kasar (kerikil/batu baur) dan agregat halus
(pasir). Agregat halus dan kasar dibedakan berdasarkan ukuran, yang dapat
ditentukan menggunakan saringan. Agregat kasar umumnya terdiri dari batu-batu
dengan ukuran 5 mm hingga ukuran maksimum yang biasanya tidak melebihi 50 mm.
Agregat halus umumnya terdiri dari butiran-butiran halus berdiameter antara
0,075 cm - 0,5 cm. Pilihan agregat yang sesuai untuk tujuan tertentu memerlukan
pemahaman lebih mengenai sifat-sifat agregat.
Semen
Semen adalah bahan perekat agregat kasar. Semen adalah bahan
buatan daripada hasil campuran tanah liat dan batu baur (batu kerikil). Semen
yang berada pada market ditawarkan dengan berbagai tipe spesifikasi dan
penggunaan. Misalnya, semen tipe I yang paling banyak digunakan untuk bangunan
tipe umum. Beberapa contoh merek semen dalam negeri adalah Semen Gresik, Semen
Padang, Semen Holcim, dan Semen Tiga Roda.
Air
Gambar Air
Air merupakan material yang sangat penting dalam campuran beton.
Air mempunyai pengaruh penting terhadap kekuatan dan kemudahan dalam
pelaksanaan beton.
Zat Lain
Beberapa material atau zat lain dalam pembentukan beton
ditambahkan sesuai dengan kebutuhan lainnya yang diinginkan. Contoh-contoh zat
lain yang biasa ditambahkan seperti berikut:
1.
Retarder
Retarder adalah zat kimia yang berfungsi memperlambat proses ikatan campuran beton. Beton yang tidak dibuat di lokasi infrastrukur biasanya membutuhkan zat kimia retarder karena membutuhkan waktu untuk transportasi sebelum beton dicetak. Proses pengikatan campuran beton adalah secara umum membutuhkan waktu sekitar satu jam, sehingga apabila sejak beton dicampur sampai penuangan memerlukan waktu lebih dari satu jam, maka perlu ditambahkan zat kimia ini. Komposisi material retarder yang umum digunakan diantaranya meliputi gula, sucrose, sodium gluconate, glucose, citric acid, dan tartaric acid.
2.
Accelerator
Accelerator adalah zat kimia yang berfungsi mempercepat ikatan dan
pengerasan campuran beton. Accelerators diperlukan untuk mempercepat
proses pengikatan campuran beton apabila pencampuran beton dilakukan di tempat
atau dekat dengan penuangannya. Komposisi accelerator secara umum meliputi
CaCl2, Ca(NO3)2 dan NaNO3.
Kelebihan dan Kekurangan Beton
Setiap material pasti memiliki kelebihan dan kekurangan. Beberapa
kelebihan penggunaan beton adalah sebagai berikut:
ü
Kuat tekan yang tinggi.
ü
Mudah dibentuk sesuai dengan kebutuhan konstruksi.
ü
Mampu memikul beban yang berat.
ü
Lebih murah dari baja.
ü
Tahan terhadap temperatur yang tinggi.
ü
Perawatan yang murah, dan
ü
Dapat memanfaatkan bahan-bahan lokal.
ü
Kekurangan material beton adalah sebagai berikut :
ü
Termasuk material yang berat (berat jenis 2200kg/cm3).
ü
Kuat tarik rendah (9%-15%) dari kuat tekan.
ü
Penyumbang karbon dioksida terbanyak, yaitu saat proses
pembentukan semen.
PROSES
PEMBUATAN BETON
Gambar
Proses Pembuatan Beton
Seperti yang sudah dijelaskan, beton merupakan
komposit/campuran yang terdiri atas agregat, semen, air, dan atau tambah bahan
lain. Namun, dalam proses pencampuran ini banyak pertimbangan dan proses yang
harus diperhatikan.
1. Menyiapkan Material dan Proporsi Material
Pembentuk
Proporsi dari material pembentuk beton adalah
tahap pertama yang harus diperhatikan. Rasio air, semen, agregat, zat aditif
yang tepat akan menentukan kekuatan dan kualitas dari beton. Campuran air,
agregat halus, dan semen yang tidak dapat mengisi seluruh ruang kosong (void)
di antara agregat akan mempengaruhi kualitas dari beton.
2. Pencampuran atau Pengadukan
Dari proporsi material pembentuk beton yang sudah
diperhatikan, proses pengadukan juga harus diperhatikan agar hasil adukan
material beton lebih merata, dan sempurna (tidak bleeding). Teknik pengadukan
beton ditentukan berdasarkan kebutuhan dari beton yang ingin dihasilkan.
Pengadukan material pembentuk beton dalam jumlah kecil bisa menggunakan tenaga
yang ada, tetapi alat bantu (mixer) harus digunakan untuk pengadukan dalam
jumlah besar.
3. Pencetakan Beton
Proses mencetak beton dapat dilakukan di lokasi
konstruksi akan dibuat, dikenal dengan istilah cor in situ (lihat Gambar 9).
Alternatifnya, beton dapat dibuat dilokasi manufaktur, atau disebut dengan
istilah beton precast atau pracetak. Apabila proses mencetak beton tidak
dilakukan di tempat dimana konstruksi akan dibuat, maka diperlukan proses
tambahan yaitu pengangkutan dan transportasi.
4. Proses Curing
Curing beton adalah proses material beton dalam
mengembangkan kekuatannya. Proses ini perlu diperhatikan untuk menghindari
beton dari kehilangan air karena penguapan yang berlebih. Perbedaan suhu yang
terjadi saat proses pembentukan beton juga dapat mempengaruhi kekuatan yang
dihasilkan beton. Oleh karena itu, proses curing beton dapat dilakukan seperti
menyelimuti permukaan beton dengan air, meletakan beton pada tekanan rendah
atau tinggi sesuai kebutuhan, dan sebagainya.
Referensi
·
IMIMG.
2020. Retrieved from https://4.imimg.com/data4/YW/JB/ANDROID-3631852/product-500x500.jpeg
·
Aneka
Bangunan. 2019. Cara Membuat Beton Cepat Kering. Retrieved from Aneka Bangunan:
http://www.anekabangunan.com/cara-membuat-beton-cepat-kering/
·
Bryant,
B. 2020. Elevated Express Way at Night Time. Retrieved from Shutter Stock:
https://www.shutterstock.com/image-photo/elevated-express-way-night-time-71828431
·
Cementindia9.
2017. Type Of Cement. Retrieved from Deviant Art:
https://www.deviantart.com/cementindia9/art/Types-Of-Cement-682745834
·
Civil
Engineering Forum. 2020. Rodded Unit Weight of Coarse Aggregates Test (ASTM
C29). Retrieved from Civil Engineering Forum:
http://www.civilengineeringforum.me/rodded-unit-weight-coarse-aggregates/
·
Ryansyah.
2014. Retrieved from http://eprints.polsri.ac.id/1194/3/BAB%20II.pdf
·
Precast
New Zealand Incorporated. 2012. Bridges Gallery. Retrieved from Precast New
Zealand Incorporated: http://www.precastnz.org.nz/bridges-gallery/
·
Pxhere.
2020.. Retrieved from Pxhere: https://pxhere.com/en/photo/1376832
·
Ro,
L. 2017. 13 Instagrams that prove concrete is cool. Retrieved from Curbed:
https://www.curbed.com/2017/7/21/16012102/concrete-building-architecture-instagram
·
Semen
Merah Putih. 2016. Beton Pracetak. Retrieved from Semen Merah Putih:
https://semenmerahputih.com/semen-precast
·
Nurul
F.N. 2018. Universitas Lampung. http://digilib.unila.ac.id/2137/8/BAB%20II.pdf
·
Sentani,
A. 2007. Universitas Islam Indonesia.
https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/719/05.1%20bab%201.pdf?sequence=5&isAllowed=y
·
Fauzi,
R. 2012. Universitas Pendidikan Indonesia. Retrieved from http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/Jur._Pend._Teknik_Arsitektur/197612072005011-Fauzi_Rahmanullah/Material_Dan_Konstruksi/agregat_kasar.pdf
·
MARTIN AMERIGO, https://depobeta.com/magazine/artikel/magazinedb-article-material-beton-untuk-konstruksi-bangunan/
No comments:
Post a Comment