ANALISIS PERBEDAAN
ANALISA HARGA SATUAN ITEM PEKERJAAN PADA RENCANA ANGGARAN BIAYA
DAN PELAKSANAAN
(Studi Kasus : Proyek Preservasi Jalan Lingkar Kota Baturaja)
LIKA ANDRIATI
Email : likaandriati@gmail.com
Abstrak: Penelitian ini mengenai perbedaan analisa harga satuan
item pekerjaan pada rencana anggaran biaya dan pelaksanaan akibat terjadinya
perubahan koefisien berdasarkan produksi tenaga kerja dan peralatan dalam pelaksanaan. Pengamatan ini
dilakukan untuk 5 item pekerjaan pada Proyek Preservasi Jalan Lingkar Kota Baturaja. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui perbedaan koefisien tenaga kerja dan peralatan
dan mengetahui perbedaan
analisa harga satuan item pekerjaan
rencana anggaran biaya dan pelaksanaan akibat terjadinya perubahan
koefisien berdasarkan produksi tenaga kerja dan peralatan dalam pelaksanaan. Data yang diperlukan untuk
menyelesaikan penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dari pengamatan langsung di lapangan yaitu
waktu kerja efektif di lapangan, jumlah tenaga kerja dan peralatan, hasil kerja tenaga kerja dan alat selama
waktu yang diamati dan data sekunder yang diperoleh dari Pekerjaan dilapanganyaitu
analisa harga satuan item pekerjaan dan koefisien tenaga kerja dan
peralatan. Hasil analisa koefisien
tenaga kerja di pelaksanaan dan koefisien tenaga kerja yang diestimasi dalam RAB memiliki perbedaan. Perbedaan yang terjadi pada
koefisien menyebabkan terjadinya juga perbedaan pada analisa harga satuan. Perbedaan analisa harga satuan
antara RAB dan pelaksanaan menyebabkan terjadinya perubahan keuntungan.
Kata Kunci : Rencana
Anggaran Biaya, Rencana Anggaran Pelaksanaan,
Analisa Harga Satuan, Koefisien, Produksi
Abstract : This research concerns the
differences in the analysis of the unit price of work items on the budget plan and implementation due to changes in
the coefficient based on labor production and equipment in implementation. This observation was carried out for 5 work items in the Baturaja City Ring Road Preservation Project.
The purpose of this research
is to find out the differences in the coefficients of labor and equipment
and to know the differences in the analysis of the unit price of work items,
budget plans and implementation due to changes in the coefficients based on the production of labor
and equipment in implementation. The data needed to complete
this research are primary data obtained from direct observations in the field, namely effective
working time in the field, the number of workers
and equipment, the work results of labor and tools
during the observed time and secondary data obtained from field work, namely price analysis. units of work items
and labor and equipment coefficients. The results of the analysis of the labor coefficient in implementation
and the labor coefficient estimated in the RAB have differences. Differences that occur in the coefficients
also cause differences in unit price analysis. The difference in unit price analysis
between the RAB and the implementation causes changes in profits.
Keywords: Cost Budget Plan, Implementation Budget Plan, Unit Price Analysis,
Coefficient, Production
1.
PENDAHULUAN
Uang atau biaya proyek merupakan sumber daya yang paling utama dalam suatu
kegiatan
proyek. Semua kegiatan proyek baik bangunan gedung,
jalan, jembatan dan bangunan air pasti berhubungan dengan biaya. Analisa
anggaran biaya suatu
proyek
harus dibuat lebih dulu sebelum
proyek tersebut dilaksanakan. Untuk menyusun analisa
anggaran biaya suatu proyek harus dilakukan kegiatan
penelitian produktivitas pekerjaan
di lapangan dan bertujuan untuk meningkatkan efisiensi
dan efektifitas kegiatan
suatu pembangunan (Murtono,
2016). Dalam menyusun
suatu analisa anggaran
biaya suatu proyek yang baru, seorang estimator
harus membangun beberapa asumsi berdasarkan
pengalamannya. Sementara itu, setiap proyek mempunyai situasi dan kondisi yang berbeda, sehingga
terjadi perbedaan biaya antara analisa anggaran biaya dengan kenyataan di lapangan. Situasi dan kondisi yang berbeda menyebabkan terjadinya perubahan pada produksi. Produksi
merupakan variabel utama untuk mendapatkan koefisien. Dan koefisien jika dikalikan dengan harga
satuan maka akan diperoleh biaya sumber daya. Penjumlahan
dari biaya sumber daya adalah analisa harga satuan.
Berdasarkan hal tersebut,
maka akan dilakukan
analisis untuk mengetahui seberapa besar situasi
dan kondisi berpengaruh terhadap perbedaan koefisien
dan analisa harga
satuan.
Tujuan dari pelaksanaan penelitian ini adalah:
1.
Untuk mengetahui perbedaan koefisien
tenaga kerja dan peralatan antara rencana anggaran biaya dan pelaksanaan berdasarkan produksi tenaga kerja dan peralatan
dalam pelaksanaan.
2.
Untuk mengetahui perbedaan analisa
harga satuan item pekerjaan rencana
anggaran biaya dan pelaksanaan akibat
terjadinya perubahan koefisien
berdasarkan produksi tenaga kerja dan peralatan dalam pelaksanaan.
2. METODE PENELITIAN
Obyek Penelitian
Penelitian dilakukan pada proyek Preservasi Jalan Lingkar Kota Baturaja.
Bentuk Data
Data- data yang dikumpulkan untuk dianalisis dalam penelitian ini adalah :
1.
Data sekunder
Data sekunder
berupa data yang diperoleh dari Rencana Anggaran Biaya (RAB) proyek, yang terdiri dari :
a.
Analisa harga satuan item pekerjaan
b.
Koefisien tenaga kerja dan peralatan
2.
Data primer
Data
primer berupa data yang diperoleh dari pengamatan
langsung di lapangan, data yang diperoleh dari lapangan berupa :
a.
Waktu kerja efektif di lapangan
b.
Jumlah tenaga kerja dan peralatan
c.
Hasil kerja tenaga kerja dan alat
selama waktu yang diamati
Data –data primer seperti waktu kerja efektif dan hasil kerja tenaga kerja dan
alat digunakan untuk mengetahui produksi
dari tenaga kerja dan peralatan
di Lapangan. Produksi
merupakan salah satu variabel penting
untuk mengetahui koefisien. Untuk tenaga kerja selain produksi,
menghitung koefisien juga diperlukan jumlah tenaga kerja.
Produksi dan koefisien
memiliki hubungan yang berbanding terbalik dimana jika produksi besar maka koefisien akan
kecil dan jika produksi kecil maka
koefisien akan besar. Setelah
mengetahui koefisien di lapangan
maka akan dilakukan perbandingan untuk mengetahui persentase perbedaan koefisien RAB dan pelaksanaan.
Perbedaan yang terjadi pada koefisien menyebabkan terjadinya juga perbedaan pada analisa harga satuan. Koefisien jika
dikalikan dengan harga satuan akan diperoleh biaya tenaga kerja dan biaya peralatan. Penjumlahan dari biaya tenaga kerja dan peralatan (ditambah dengan biaya material) disebut dengan analisa harga satuan.
Setelah mengetahui analisa harga
satuan di lapangan maka akan dilakukan perbandingan untuk mengetahui persentase perbedaan analisa harga satuan RAB dan pelaksanaan.
Perbedaan yang terjadi
pada analisa harga satuan menyebabkan terjadinya perubahan keuntungan. Perubahan keuntungan maksudnya
terjadi keuntungan yang bertambah, keuntungan yang berkurang,
bahkan kerugian.
Keuntungan bertambah terjadi apabila biaya langsung (biaya
sumber daya) analisa harga satuan item pekerjaan
dalam pelaksanaan lebih kecil dari biaya langsung analisa harga satuan dalam RAB. Keuntungan berkurang terjadi apabila biaya langsung (biaya sumber daya) analisa harga satuan item pekerjaan
dalam pelaksanaan lebih besar dari biaya langsung analisa
harga satuan dalam RAB, tetapi selisih biaya langsung analisa
lapangan dan RAB lebih kecil dari keuntungan (overhead dan profit) RAB. Kerugian
akan terjadi jika analisa
harga
satuan dalam pelaksanaan lebih besar dari analisa
harga satuan dalam RAB dan selisih
biaya langsung analisa lapangan dan RAB
lebih besar dari keuntungan (overhead dan
profit) RAB.
3. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Koefisien Tenaga kerja
Rangkuman persentase perbedaan
koefisien tenaga kerja dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1. Persentase Perbedaan
Koefisien Tenaga Kerja
Masing-Masing Item Pekerjaan
|
No |
Item Pekerjaan |
Unsur
Tenaga Kerja |
Koefisien RAB (jam) |
Koefisien Lapangan (jam) |
Perbedaan koefisen |
Persentase( %) |
|
a |
b |
c |
d |
e |
f=d-e |
g=(f/d)*10 0 |
|
1 |
Galian untuk selokan drainase dan saluran air |
Pekerja |
0,2591 |
- |
0,2591 |
100,00 |
|
Mandor |
0,0648 |
0,0185 |
0,0463 |
71,48 |
||
|
Total |
171,48 |
|||||
|
Rata-rata |
85,74 |
|||||
|
2 |
Pasangan batu dengan mortar |
Pekerja |
4,7619 |
1,3922 |
3,3697 |
70,76 |
|
Tukang |
1,4286 |
1,6613 |
-0,2327 |
-16,29 |
||
|
Mandor |
0,4762 |
0,8970 |
-0,4208 |
-46,91 |
||
|
Total |
7,57 |
|||||
|
Rata-rata |
2,52 |
|||||
|
3 |
Galian batu |
Pekerja |
0,5333 |
- |
0,5333 |
100,00 |
|
Mandor |
0,0667 |
0,0319 |
0,0348 |
52,14 |
||
|
Total |
152,14 |
|||||
|
Rata-rata |
76,07 |
|||||
|
4 |
Lapis pondasi agregat kelas A |
Pekerja |
0,0988 |
- |
0,0988 |
100,00 |
|
Mandor |
0,0099 |
0,0319 |
-0,0220 |
-68,99 |
||
|
Total |
31,01 |
|||||
|
|
|
Rata-rata |
15,51 |
|||
|
5 |
Pasangan batu |
Pekerja |
2,8571 |
1,8638 |
0,9933 |
34,76 |
|
|
|
Tukang |
0,7143 |
3,1064 |
-2,3921 |
-77,01 |
|
Mandor |
0,3571 |
0,6213 |
-0,2642 |
-42,52 |
||
|
Total |
-84,76 |
|||||
|
Rata-rata |
-28,25 |
|||||
Perbedaan produksi tenaga kerja disebabkan oleh tenaga kerja yang sering terlambat
memulai pekerjaan, banyak waktu yang digunakan
untuk beristirahat, dan adanya waktu tunggu untuk tenaga kerja yang bekerja
bersama-sama dengan alat, misalnya concrete mixer. Concrete mixer sering mengalami
kerusakan sehingga produksi
yang dihasilkan tenaga kerja menurun.
Persentase perbedaan pekerja
untuk
item pekerjaan galian untuk selokan
drainase dan saluran
air, galian batu, dan lapis pondasi
agregat kelas A
Koefisien Peralatan
Rangkuman persentase perbedaan
koefisien peralatan dapat
dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2. Persentase Perbedaan
Koefisien Peralatan Masing-Masing Item Pekerjaan
|
No |
Item Pekerjaan |
Unsur Peralatan |
Koefisien RAB (jam) |
Koefisien Lapangan (jam) |
Perbedaan Koefisien |
Persentase (%) |
|
a |
b |
c |
d |
e |
f=d-e |
g=(f/d)*100% |
|
1 |
Galian untuk selokan drainase dan saluran
air |
Excavator |
0,0324 |
0,0185 |
0,0139 |
42,96 |
|
Dumptruck |
0,0996 |
0,1488 |
-0,0492 |
-49,40 |
||
|
Total |
-6,44 |
|||||
|
Rata-rata |
-3,22 |
|||||
|
2 |
Pasangan batu dengan
mortar |
Concrete mixer |
0,4762 |
0,1242 |
0,3520 |
73,92 |
|
Water tanker |
0,0402 |
0,3302 |
-0,2900 |
-87,82 |
||
|
Total |
-13,90 |
|||||
|
Rata-rata |
-4,63 |
|||||
|
3 |
Galian batu |
Excavator breaker |
0,1334 |
0,0383 |
0,0951 |
71,26 |
|
Excavator |
0,0667 |
0,0130 |
0,0537 |
80,52 |
||
|
Dumptruck |
0,1964 |
0,1990 |
-0,0026 |
-1,32 |
||
|
Total |
150,45 |
|||||
|
Rata-rata |
75,23 |
|||||
|
4 |
Lapis pondasi agregat kelas A |
Wheel loader |
0,026 |
0,0130 |
0,0130 |
50,09 |
|
Dumptruck |
0,8666 |
0,1766 |
0,6900 |
79,63 |
||
|
Motor grader |
0,0043 |
0,0340 |
-0,0297 |
-87,34 |
||
|
Vibrator roller |
0,0099 |
0,0122 |
-0,0023 |
-18,68 |
||
|
Water tanker |
0,0141 |
0,2274 |
-0,2133 |
-93,80 |
||
|
Total |
-70,11 |
|||||
|
Rata-rata |
-14,02 |
|||||
|
5 |
Pasangan batu |
Concrete mixer |
0,3571 |
0,0834 |
0,2737 |
76,66 |
|
Water tanker |
0,0402 |
0,3413 |
-0,3011 |
-88,22 |
||
|
Total |
-11,56 |
|||||
|
Rata-rata |
-5,78 |
|||||
Perbedaan produksi peralatan
disebabkan oleh alat yang sering mengalami kerusakan karena sudah usang, terjadinya kegiatan menunggu misalnya
antara dumptruck dan excavator, dan kemampuan operator
mengendalikan peralatan. Tempat
pengambilan
dan pembuangan material yang jauh dari lokasi proyek juga menyebabkan waktu siklus alat besar sehingga
produksi yang dihasilkan peralatan (dumptruck
dan water tanker) kecil.
Analisa Harga Satuan
Tabel 3. Persentase Perbedaan
Analisa Harga Satuan
Item Pekerjaan
|
No |
Item Pekerjaan |
Sat uan |
Biaya Langsung RAB (Rp.) |
Biaya Langsung Lapangan (Rp.) |
Selisih
(Rp.) |
Persentase |
|
a |
b |
c |
d |
e |
f=e-d |
g=(f/d)*100% |
|
1 |
Galian untuk selokan drainase dan saluran air |
m3 |
61.082,66 |
65.707,27 |
-4.624,61 |
-7,57 |
|
2 |
Pasangan batu dengan mortar |
m3 |
756.487,29 |
861.198,76 |
-104.711,47 |
-13,84 |
|
3 |
Galian batu |
m3 |
169.286,08 |
89.796,43 |
79.489,65 |
46,96 |
|
4 |
Lapis pondasi agregat kelas A |
m3 |
617.429,75 |
449.278,85 |
168.150,90 |
27,23 |
|
5 |
Pasangan batu |
m3 |
762.916,85 |
847.264,06 |
-84.347,21 |
-11,06 |
Besar kecilnya perubahan yang terjadi pada koefisien menyebabkan terjadinya perbedaan pada analisa harga satuan. Koefisien dan analisa harga satuan
memiliki hubungan yang berbanding
lurus dimana jika koefisien kecil maka analisa
harga satuan berkurang, dan jika koefisien
besar maka analisa
harga satuan bertambah. Perbedaan analisa
harga satuan yang diestimasi dalam RAB dengan di pelaksanaan yang bertanda
negatif (-) menunjukkan bahwa estimasi analisa
harga satuan di RAB lebih kecil dari
pelaksanaan, begitupun sebaliknya yang bertanda
positif (+) menunjukkan bahwa estimasi analisa harga satuan di RAB lebih besar dari pelaksanaan. Untuk menghitung
perbedaan analisa harga satuan menggunakan perbedaan
biaya langsung karena overhead dan profit yang ada pada RAB kontrak
adalah sesuatu yang sifatnya tetap dan tidak dapat dirubah.
Perubahan Keuntungan Analisa Harga Satuan Item Pekerjaan
Tabel 4. Persentase Perbedaan Biaya Langsung RAB dan Biaya Langsung Lapangan
|
N o |
Item Pekerjaan |
Sat uan |
Biaya Langsung (Rp.) |
Biaya Langsung Lapangan (Rp.) |
Selisih (Rp.) |
Persentase |
|
a |
B |
c |
d |
e |
f=d-e |
g=(f/d)*10 0% |
|
1 |
Galian untuk selokan
drainase dan saluran air |
m3 |
61.082,66 |
65.707,27 |
-4.624,61 |
-7,57 |
|
2 |
Pasangan batu dengan
mortar |
m3 |
756.487,29 |
861.198,76 |
- 104.711,4 7 |
-13,84 |
|
3 |
Galian batu |
m3 |
169.286,08 |
89.796,43 |
79.489,65 |
46,96 |
|
4 |
Lapis pondasi |
m3 |
617.429,75 |
449.278,85 |
168.150,9 |
27,23 |
|
|
agregat kelas A |
|
|
|
0 |
|
|
5 |
Pasangan batu |
m3 |
762.916,85 |
847.264,06 |
- 84.347,21 |
-11,06 |
Item pekerjaan galian untuk selokan
drainase dan saluran
air mengalami keuntungan yang berkurang karena biaya langsung
lapangan lebih besar dari biaya langsung
RAB, tetapi selisih biaya langsung lebih kecil dari overhead
dan profit RAB. Item pekerjaan
galian batu dan item pekerjaan
lapis pondasi agregat
kelas A mengalami keuntungan bertambah
karena biaya langsung
lapangan lebih kecil dari biaya langsung RAB. Sedangkan item pekerjaan
pasangan batu dengan mortar dan item pekerjaan
pasangan batu mengalami
kerugian karena biaya langsung lapangan
lebih besar dari biaya langsung
RAB dan selisih biaya langsung
lapangan dikurangi biaya langsung RAB lebih besar dari overhead dan
profit RAB.
4. KESIMPULAN
Dari uraian hasil analisa
dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa :
1.
Koefisien tenaga kerja dan peralatan
a.
Koefisien tenaga kerja
Dari uraian hasil analisa
dan pembahasan diketahui
bahwa, koefisien tenaga kerja
di pelaksanaan dan koefisien
tenaga kerja yang diestimasi dalam RAB memiliki
perbedaan. Persentase perbedaan
koefisien tenaga kerja item pekerjaan
galian untuk selokan
drainase dan saluran
air adalah 85,74%,
item pekerjaan pasangan
batu dengan mortar sebesar 2,52%, item pekerjaan galian batu sebesar
76,07%, item pekerjaan lapis pondasi agregat kelas A sebesar 15,51%, dan item pekerjaan pasangan batu sebesar
-28,25%.
b.
Koefisien peralatan
Dari uraian hasil analisa
dan pembahasan diketahui
bahwa, koefisien peralatan di
pelaksanaan dan koefisien peralatan
yang diestimasi dalam RAB memiliki
perbedaan. Persentase perbedaan
koefisien peralatan item
pekerjaan galian untuk untuk selokan
drainase dan saluran air adalah -3,22%,
item pekerjaan pasangan batu dengan mortar sebesar - 4,63%, item pekerjaan
galian batu sebesar 75,23%, item pekerjaan lapis pondasi
agregat kelas A sebesar - 14,02%,
dan item pekerjaan pasangan batu sebesar -5,78%.
2.
Analisa harga satuan dan perubahan keuntungan
a.
Dari uraian hasil analisa
dan pembahasan diketahui
bahwa, analisa harga satuan di pelaksanaan dan analisa harga satuan yang diestimasi dalam RAB memiliki
perbedaan. Persentase perbedaan
analisa harga satuan item pekerjaan
galian untuk untuk selokan drainase dan saluran air adalah -7,57%, item pekerjaan pasangan batu dengan mortar sebesar - 13,84%,
item pekerjaan galian batu sebesar 46,96%, item pekerjaan lapis pondasi
agregat kelas A sebesar 27,23%, dan item pekerjaan pasangan batu sebesar
-11,06%.
b.
Perbedaan yang terjadi pada analisa harga satuan menyebabkan terjadinya perubahan
keuntungan. Persentase perubahan
keuntungan analisa harga satuan item pekerjaan galian untuk untuk selokan drainase dan saluran air adalah 24,29%, item pekerjaan pasangan batu dengan mortar sebesar - 38,42%,
item pekerjaan galian batu sebesar 569,56%, item pekerjaan lapis pondasi agregat kelas A sebesar
372,34%, dan item pekerjaan pasangan batu sebesar -10,56%.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Ahmad, Firdaus dan Wasilah Abdullah.
(2012). Akuntasi biaya. Jakarta:
Selemba Empat).
[2] Asyianto. (2005). Manajemen
Produksi untuk Jasa Kontruksi. Edisi satu. Jakarta:
Pradnya Paramita.
[3] Ibrahim, Bachtiar. (1993). Rencana
dan Estimate Real of Cost. Cetakan ke-2.
Jakarta: Bumi Aksara.
[4]
Leki, Delfianus Seran. (2016). Analisis
Keuntungan dan Kerugian Biaya Proyek
Akibat Terjadinya Perubahan Koefisien
Berdasarkan Produksi
Sumber Daya Tenaga Kerja dan Peralatan. (Skripsi, Universitas Katolik
Widya Mandira).
[5]
Mangare, Jantje dan Pingkan Pratasis. (2016). Faktor Faktor Penyebab eterlambatan pada Proyek Konstruksi dan Alternatif Penyelesaiannya (Studi kasus di Manado Town Square III). Jurnal sipil Statistik, Vol 4 No 11. https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/js s/article/view/13796
Soeharto, Imam. (1997). Manajemen
https://drive.google.com/file/d/1dVZXUlSIKKrAw5Cb8es9pc0sa8HlxSna/view?usp=sharing